Saya termasuk orang yang tertarik dengan
wacana Islam. Karena itu, sejak dari kuliah saya senang bergabung dengan
kawan-kawan yang senang dalam wacana dan kajian Islam. Di Universitas Islam Negeri (UIN) Bandung
banyak kawan-kawan yang berpaham liberal, pluralis, dan ada pula yang Syiah
(khususnya dari IJABI). Saya juga berkawan dengan orang-orang fundamentalis.
Di kampus UIN selama semester 1 hingga 4
belajar ilmu-ilmu Islam. Yang termasuk matakuliah dasar umum seperti metodologi
studi Islam (belajar ilmu dan metode memahami agama Islam), ilmu kalam, ulumul
quran, tafsir quran, ulumul hadis, kajian hadis, ushul fiqih, kajian fiqih, ilmu
sosial dasar, ilmu alamiah dasar, pemikiran modern dalam Islam, filsafat ilmu,
filsafat Islam, ilmu tasawuf, dan sejarah peradaban Islam.
Dengan ragam ilmu Islam yang diajarkan kepada setiap mahasiswa, tentu diharapkan mahasiswa bijak melihat ikhtilaf dalam agama Islam. Dalam setiap ilmu yang disebutkan di atas, muncul aliran dan pemahaman dari setiap ulama dan referensi yang digunakan pun sangat banyak. Jadi, tidak terlalu kaget dengan Islam mazhab Syiah dan kelompok-kelompok agama yang ada di Indonesia.
Di UIN, saya belajar Islam dengan ragam
pendekatan dan aneka mazhab dikenalkan. Mulai dari Syiah sampai Islam Liberal
dikaji. Mulai dari ilmu fiqih Sunni hingga fiqih Syiah. Mulai dari filsafat
Barat sampai filsafat Islam dipelajari. Mulai dari hadis shahih hingga maudhu,
dari Bukhari hingga Kulaini dibahas. Mulai dari tafsir harfiah, simbolik hingga
yang batiniah. Mulai dari tokoh Islam liberal sampai tokoh terorisme dikaji
secara kritis.
Setelah beres dasar-dasar ilmu Islam,
baru mahasiswa akan mendapatkan ilmu yang sesuai denagn jurusan yang
dipilihnya. Namun, sebelumnya mendapatkan ilmu-ilmu Islam sehingga memiliki
dasar yang kuat dalam Islam. Karena luasnya pengetahuan Islam maka sangat
jarang lulusan UIN yang bersikap seperti kaum takfiri atau tidak mudah
menyesatkan orang lain yang berbeda mazhab atau pemikiran. Bahkan, dosen-dosen pun berasal dari beragam
aliran dan kelompok Islam. *** (Ahmad Sahidin)