=====(semoga ada yang berkenan membacakannya depan makam Rasulullah SAW)=====
Assalamu’alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullahi wabarakatuh
Assalamu’alaina wa ala ibadillahisshalihin
Ya Rasulullah. Terimalah salamku ini. Dariku, dari seorang hamba yang lemah dan bodoh, yang berasal dari negeri jauh.
Salam bagimu ya Rasulullah, dariku yang berharap meraih ampunan Allah melaluimu. Bagimu duhai manusia suci yang senantiasa diberkahi Allah, dariku seorang yang lancang mengaku umatmu; mengaku pemeluk agamamu; mengaku pengikut ajaranmu; mengaku sebagai pecinta keluargamu yang suci.
Ya Rasulullah, dengan kemuliaanmu jangan
palingkan wajahmu ketika aku menyebut namamu. Jangan jauhkan aku dari
syafaatmu. Aku benar-benar membutuhkan kemurahanmu, butuh pertolonganmu.
Ya Rasulullah. Hari ini aku datang
menghadapmu. Bukan dengan ragaku, bukan dengan jasad dan ruhku. Aku menghadapmu melalui suratku; melalui
goresan tinta dan ketikan jariku; melalui suara yang membacakan suratku ini.
Ya Rasulullah. Engkau tentu mafhum. Engkau
sudah mengetahui maksud dari suratku. Engkau tentu mengetahui apa yang ada
dalam suratku. Engkau juga sudah tahu betapa lancangnya aku. Betapa tidak
bagusnya, betapa tidak indahnya surat yang kutulis ini.
Namun aku yakin, Engkau yang paling pemaaf
dan memahami kelancanganku ini semata-mata karena rindu dan cintaku kepadamu.
Ya Rasulullah, sebetulnya aku malu menulis
surat ini kepadamu. Betapa malunya aku
karena dalam buku-buku sejarah yang kubaca, Engkau sangat agung dan mulia maka
tidak salah kalau seluruh manusia mengetahui kedudukanmu. Tidak ada yang
melebihi derajatmu. Makhluk-makhluk yang ada di semesta ini pun mengetahui
siapa Engkau. Semua makhluk mengetahui derajatmu di sisi Allah. Alam semesta
pun mengakui derajatmu.
Sungguh malu dan lancangnya aku
mengganggumu dengan ocehan-ocehanku ini. Ampunilah kelancanganku. Sungguh,
jangan jauhkan aku dari syafaatmu kelak di akhirat.
Ya Rasulullah, inilah aku; si lancang yang
mengaku-ngaku sebagai umatmu. Akulah
orang yang tidak tahu malu mengaku sebagai pengikut keluargamu. Aku mengaku-ngaku
cinta kepadamu dan kepada keluargamu. Padahal kalau dilihat olehmu, pengakuanku
baru sebatas akuan. Aku sadar dan
benar-benar mengakui belum sepenuhnya mengikutimu, masih terus mendahulukan
urusan pribadiku dan masih mendahulukan urusan-urusan dunia.
Jauh sekali dari ajaranmu. Jauh sekali
dari perilakumu. Jauh sekali dari pesan-pesanmu. Sungguh, betapa tak tahu diri
aku ini mengaku umatmu.
Sungguh tidak tahu malu aku ini
menghadapmu.
Ya Rasulullah, maafkanlah aku. Aku baru
sebatas membaca shalawat kepadamu. Belum mendalami, menghayati, dan mengamalkan
isi shalawatmu. Hanya ini yang baru
mampu kulakukan. Hanya menggumamkan
namamu dalam bacaan shalawat. Baru itu yang kulakukan. Tapi perkenankanlah
ucapan shalawatku menjadi bukti kecintaanku kepadamu.
Ya Rasulullah, aku janji. Insya Allah, dalam rangkaian perjalanan
hidupku diisi dengan shalawat kepadamu.
Karena hanya ini yang kumampu. Tidak ada lagi. Hanya membaca shalawat saja.
Inginnya sih dapat melakukan hal lainnya untukmu. Namun, tidak ada yang dapat kuandalkan
sebagai persembahanku kepadamu. Baru
sebatas shalawat yang biasa; yang belum sepenuhnya menyentuh nurani dan darah
serta dagingku; belum mewujud dalam kehidupan harianku; belum menjadi perisai
dan perlindungan dalam hidupku. Maafkanlah aku ya Rasulullah.
Ya Imamurrahmah. Ya Sayyidana. Aku
sekarang ini senang membaca buku yang menceritakan kehidupanmu. Aku baca dan
sampaikan ulang kepada istriku dan menjadi bahan diskusi dengan kawan-kawan.
Termasuk aku sampaikan juga kepada para murid di sekolah tempatku
beraktivitas. Dan kusampaikan pula sejarah hidupmu melalui akun YouTube Shalawat Channel secara berseri dengan mengacu pada buku berbahasa Sunda berjudul Riwayat Kangjeng Nabi Muhammad SAW karya Bupati Bandung yang terbit tahun 1940. Aku sampaikan dengan sedikit ulasan dan kritik pada isi buku tersebut. Moga Engkau, Ya Rasulallah berkenan membimbing dan mengarahkan aku menjadi lebih baik dalam menyampaikan teladan-teladanmu agar dapat tersebar luas di masyarakat Indonesia. Hanya itu yang baru bisa aku lakukan Ya Rasulallah.
Ya Nabiyullah. Dahulu ketika kuliah sangat sedikit aku membaca buku yang membahasmu. Lebih banyak buku-buku yang berisi pemikiran Barat: filsafat dan wacana sosial. Alhamdulillah, sejak belajar dan mengaji bersama para guru yang cinta kepada Rasulullah Saw maka aku semakin tertarik untuk mengkaji kehidupanmu dan meneladani keluargamu.
Ya Rasulalllah, sekarang ini aku mulai suka dengan kajian tasawuf. Alhamdulillah ada guru yang memberikan pencerahan tentang tasawuf yakni Guruku Al-Ustadz Haji Kholid Al-Walid. Mohon limpahkan anugerah ilmu disertai dengan keluasan rezeki kepadanya. Berkati pula Guruku yang mengenalkan teladan Ahlulbait yakni Kyai Haji Miftah Fauzi Rakhmat dan Gurubesarku dalam keagamaan Allahyarham Kyai Haji Jalaluddin Rakhmat. Dan para guru yang berkontribusi dalam akademik seperti Prof Ajid Thohir dan Prof Afif Muhammad serta guru lainnya. Mereka banyak berjasa dalam hidupku, dalam keilmuan dan kemanusiaan, dalam urusan beragama dan perjalanan menuju Allah Ta'ala. Berkati mereka semuanya Ya Rasulallah....
Ya Rasulallah, aku membaca buku-buku sejarahmu dari ulama terdahulu dan kontemporer dan tentang keluargamu dari para guru dan buku, serta ajaran yang diwariskan melalui pintu ilmumu: Ali bin Abu
Thalib karamallahu wajhah. Tidak disangkal ada tangan-tangan yang menyimpangkan
sejarahmu dan sejarah keluargamu. Meski begitu aku terus membacanya dengan
sedikit curiga tentang keasliannya. Para guru banyak mengajariku agar senantiasa
bersikap kritis. Aku juga terpengaruhnya sehingga setiap baca buku sejarahmu
aku selalu membandingkannya dengan buku sejarahmu dari buku lainnya. Saat
membaca buku sejarahmu kugunakan metodologi sejarah yang pernah kudapatkan dari
pelajaran sejarah saat kuliah di UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Aku mencoba mengkritisi
buku sejarahmu yang kubaca dengan sebatas yang kumampu berdasarkan ilmu yang
kudapatkan dari kuliah dan guruku.
Ya Rasulullah. Aku tahu bahwa buku-buku
sejarahmu yang kubaca kualitas dan kebenarannya jauh dari kehidupan aslimu.
Meski demikian, aku masih bersyukur dapat membaca dirimu dalam buku-buku. Hasil
bacaan dari buku-buku sejarahmu membuatku tertarik untuk menyusun riwayatmu dan
menceritakan sedikit biografi hidupmu.
Buku inilah sebagai hasilnya. Semoga buku ini dapat menjadi bukti bahwa
aku cinta kepadamu.
Ya Rasulullah. Semoga saja banyak orang
semakin cinta kepadamu dengan sekadar membaca buku ini. Ya sedikitnya
mengantarkan orang-orang tertarik untuk lebih mengenalmu dengan melakukan
kajian demi kajian yang berkaitan dengan kehidupanmu. Karena sekarang ini yang
kulihat, yang mengaku beragama Islam, sangat sedikit yang mengenalmu. Namun
kalau berdalih, sedikit-sedikit mengaitkan kepadamu tanpa merujuk pada sumber
yang berasal darimu. Betapa banyak yang akuan di dunia ini.
Ya Rasulullah. Aku sekarang ini sudah
berumah tangga. Inginnya meneladanimu dalam menjalankan bahtera rumah
tangga. Aku merasa malu karena sampai
sekarang ini aku baru sekadar membaca sejarahmu, sejarah kehidupan rumahtanggamu. Meski dari sumber yang hanya sepihan-serpihan
yang kebenarannya belum tentu sesuai fakta yang dialamimu, tetapi aku berupaya
mereguk hikmah dari kisah-kisahmu.
Ya Rasulullah. Entah kenapa sumber
mengenai rumahtanggamu yang berasal dari Khadijah, istrimu yang tercinta,
sangat jarang dan belum kutemukan yang utuh tentang kehidupan rumahtanggamu.
Masa-masamu bersama Khadijah bagiku banyak pelajaran rumahtanggamu yang dapat
dijadikan teladan buat keluargaku. Insya Allah, sembari membaca
buku-buku mengenai keluargamu, mudah-mudahan kutemukan teladan untuk kehidupan
rumahtanggaku.
Aku yakin sumber utama sejarahmu adalah
Al-Quran. Engkau merupakan satu-satunya manusia yang mewujudkan Al-Quran dalam
keseharian dan kehidupan. Engkau contoh
buat diriku dan untuk seluruh umat manusia. Karena itu, sekiranya Engkau
berkenan untuk memberikan bimbingan dalam mimpi atau melalui orang-orang yang
diutus olehmu untuk memberikan pencerahan kepadaku. Juga berkenan mendoakanku supaya kecintaanku
bertambah kepadamu dan pada kitab sucimu, Al-Quran, serta kepada Ahlulbaitmu.
Ya Habiballah. Ya Imamurrahmah. Ya
Rasulullah. Engkau adalah guru sekaligus pendidik yang sempurna. Aku sangat
berharap kepiawaianmu dalam urusan mendidik dan keilmuan tepercik kepadaku dan
umat yang mencintaimu. Sedikit saja. Kalau tidak darimu, dari keluargamu, dari
pintu ilmumu.
Ya Rasulullah. Mohon maaf lagi aku terlalu banyak berharap dan bermimpi. Semoga saja Engkau berkenan atas semua celotehanku dan ini kujadikan bukti bahwa aku mencintaimu, termasuk dalam hal yang Engkau anjurkan: belajar dan khidmat.
Ya Rasulallah, terkait dengan khidmat dakwah yang kecil yang kutempuh melalui online, Alhamdulillah ada Uda Haji yang senantiasa support. Berkati keluarga Uda Haji dan luaskan rezekinya. Aamiin Ya Robbal 'alamiin.
Ya Rasulullah. Maafkanlah aku yang terus
ngelantur tidak karuan dalam suratku ini. Maklum banyak hal ingin kuadukan
kepadamu.
Ya Rasulullah. Semoga suratku ini tidak
termasuk dalam kategori lancang. Sekali lagi mohon maaf, aku yang bodoh dan
lemah ini telah berani mengadukan hal-hal yang sebetulnya tidak layak sampai
kepadamu. Aku tidak tahu harus disampaikan kepada siapa lagi kalau tidak
melaluimu meski hanya dengan surat ini. Aku yakin dalam barzah, Engkau
mendengarku dan paham keperluanku serta masalah yang kuhadapi berkaitan dengan
aktivitasku, keluargaku, dan ibadahku.
Ya Rasulullah. Semoga saja suratku ini
menjadi bagian dari permohonan terkabulnya doa-doaku dan cita-citaku. Syafaatiku Ya Rasulallah....
Allahumma Shalli ‘ala Sayyidina Muhammad wa
‘ala Aali Sayyidina Muhammad
Allahumma Shalli
‘ala Sayyidina Muhammad wa ‘ala Aali Sayyidina Muhammad
Allahumma Shalli
‘ala Sayyidina Muhammad wa ‘ala Aali Sayyidina Muhammad
Ya… Rasulullah,
isyfa’lana indallah…
Ya… Rasulullah,
isyfa’lana indallah…
12 Desember 2023
Ahmad Sahidin
warga Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Indonesia