Minggu, 05 November 2023

Sajak Duka Hari Suci dan Hari Raya

 

 DUKA HARI SUCI

 

air mataku mengalir begitu saja

basah, mulai mengairi kerutan kulit pipiku

terasa sakit dan duka

ketiadaan bunda disuasana suci

 

idul fitri 1428 H terasa menyakitkan

luka-luka yang mengering kembali basah

 

betapa dukanya aku

rumah pun sepi

tiada ceria dan kesibukan dapur

seperti tahun lalu

 

duka terasa menyayatku

melihat mereka asyik bercengkrama

dalam suasana suci

 

aku selalu ingat..ketika menjelang shalat id

ibuku selalu menyiapkan makanan sebelum ke tempat shalat

 

"Jang, sunnah hukumna barangdahar heula.. saeutik we,

ke geus solat gedena mah," kata bundaku yang kini masih mengiang di telingaku

 

namun kini perintah itu tak ada lagi

aku rindu perintah itu

 

dan rindu belaian tangannya di kepalaku

seusai shalat id

 

saat aku memohon maaf padanya

ada air mata yang deras keluar tanpa paksaan

 

lega dan nikmat terasa bila bunda terseyum

dengan mata berkaca-kaca berujar,

"dihampura Jang, sarua ibu ge menta dihampura"

 

kembali mataku pun berair

tumpah

seperti hari ini ketika aku mengingatmu

 

bunda, maafkan aku

bapak, istrimu yang tercinta telah menyusulmu

meski dengan jalan kematian yang beda

kuyakin kalian bertemu

 

di barzah

kutahu...kuyakin Allah pasti mengumpulkan keduanya...

 

ya Allah pertemukan keduanya

dalam suasana yang ceria dan bahagia

ampuni mereka...amiin

 

assalamulaika ya abii

assalamualaiki ya ummii

 

allohumaghfirlahum warhamhum

wa afihim wa`fuanhum

wala taftina ba`dahum

 

Syawal 1428 H

 

 

GUMAM SUCI HARI RAYA

--untuk keduaorangtuaku


di langit takbir berkumandang
gemanya memekakan gendang telinga

ah, betapa jauhnya aku dari sebuah jalan
yang lurus dan benar
yang sempurnanya tiada cacat
karena pada Dia semua menuju
bergerak pada Yang Maha Sempurna

pagi-pagi halaman masjid kampungku pasti basah
percikan embun pagi pun mengering

dan kulihat karpet beraneka warna yang lusuh
pun digelar

berbondong-bondonglah warga kampungku
datang
duduk bersila menghadap kiblat
dan bibir basahku mulai  menyambut
bacaan takbir yang diserukan sang ajengan kampung

seusai shalat dan menyimak pesan agama
aku dan warga bersalaman, bercakap
dan mulai menyediakan tempat pemotongan
Qurban, persembahan bagi Ilahi

ah, andai tahun ini orangtuaku masih bersamaku
akan sangat nikmat dan bahagia
akan betapa cerianya aku untuk berbagi cerita
yang biasanya tak kulakan karena pulang malam

ah, itu hanya andai yang tak akan ada
hanya khayalanku

ah, betapa terlukanya aku
saat suci hanya tiada kedua sepuhku...

ibu, bapak, semoga engkau berdua dinaungi Allah
aku, putra bungsu kalian, hanya bisa berdoa
tak lebih

assalamu `alaiki ya abi, ya ummi
antum ahlu laa ila ha illallah
antum ahlu sholat wa shaumu, wa shodaqoh
antum haqqul Islam, haqqul muslim-muslimah

allohummaghfirlahum
warhamhum
wa fuanhum
ya robbal a`lamin


10 Dzulhijjah 1428 H