Sudah tahu, apa itu Sekolah Bahtera? Sebuah institusi pendidikan di Arcamanik Kota Bandung, Jawa Barat. Bahtera itu akronim dari Berakhlak dan Terampil. Lembaga pendidikan tingkat menengah di bawah naungan Yayasan Muthahhari Bandung.
Yang pertama terkait karakter positif dan kedua lifeskills atau kecakapan dasar. Penanaman karakter melalui kegiatan harian di sekolah berbentuk pembinaan ruhani dengan melakukan amaliah (ibadah), mengambil teladan Nabi Muhammad Saw, dan khidmat kepada Orangtua (birrul walidain).
Setiap hari (kecuali hari libur)
sebelum memulai belajar mengajar, guru dan murid membaca Alquran sekira 15
menit.
Selanjutnya belajar (regular) sampai
sebelum waktu shalat dzuhur. Murid dan guru sebelum shalat dzuhur berjamaah melaksanakan
kegiatan keagamaan. Terbagi dalam dua bentuk.
Pertama, di kelas masing-masing
didampingi guru, dari hari senin sampai kamis. Guru memilih dan menggilir murid
untuk menjadi muadzin, iqomah, imam shalat, pembaca doa, dan kultum oleh murid.
Kedua, di mushola Bahtera hari Jumat dipandu tim guru keagamaan. Kegiatannya
meliputi tadarus Alquran, shalawat, doa, dan Islamic Bookreading. Dilanjutkan
dengan ibadah Shalat Jumat untuk guru dan murid laki-laki. Sedangkan untuk guru
dan murid perempuan melaksanakan keputerian.
Bagian life skill di Bahtera
menyiapkan murid agar memiliki kecakapan dasar mulai motivasi, pola pikir, dan
penguatan mentalitas murid. Ini aspek nalar. Sedangkan aspek praktis pada life
skill dibimbing agar murid dapat mengetik dengan sepuluh jari, belajar tata
boga, strimin, financial, leadership, entrepreneurship, communication, social
skills, dan lainnya.
Aspek akhlak dan lifeskills
merupakan fokus utama dalam pembentukan karakter dan pembekalan skills untuk
murid-murid SMP Bahtera. Aspek kurikulum dan pembelajaran tetap mengacu pada
Kementerian Pendidikan Nasional untuk pelajaran yang regular dan bidang agama
mengacu kurikulum Kementerian Agama.
Kalau orang bertanya, apa yang
istimewa di SMP Bahtera? Jawabannya bahwa di sekolah ini sering baca Shalawat.
Tiap selesai belajar, memulai pembelajaran di kelas, dan saat kegiatan non
akademik pun selalu ada shalawat yang meluncur dari lisan murid dan guru.
Lantas, mengapa shalawat? Nah, ini pembahasan di keagamaan masuknya. ***
(ahmad sahidin)