Senin, 03 Oktober 2022

Tarikh Nabi: Kapan Nabi Muhammad Saw lahir?

Sejarah mencatat ada manusia yang diistimewakan kelahirannya. Nabi Adam as dan Hawa lahir tanpa perantara ibu dan ayah. Nabi Isa as lahir tanpa ayah. Mengapa bisa? Tentu saja kelahiran Nabi as bagian dari kemuliaan dan keagungan Allah. Dengan tetap melalui perantara seorang wanita: Maryam binti Imran.

Harus diyakini bahwa manusia tidak terlahir begitu saja, tetapi ada perantara yang menyebabkan lahirnya ke dunia. Allah yang melahirkan manusia ke dunia melalui berbagai jalan. Satu di antaranya melalui wanita (tanpa hubungan seksual dengan laki-laki) yang sesuai kehendak Allah, maka terjadilah kehamilan kemudian melahirkan seorang anak yang bernama Isa putra Maryam. Tidak aneh bagi umat Islam yang yakin dengan kekuasaan Allah.

Selain itu, kelahiran anak ada yang disebabkan hubungan seksual laki-laki dan wanita. Kemudian hamil dan lahir ke dunia dari janin yang dikandung oleh wanita yang kemudian menjadi ibu dari anak yang lahir. Proses dari hubungan laki-laki dan wanita kemudian lahiran anak merupakan hal yang alamiah.

Nabi Muhammad saw pun terlahir dari seorang ibu yang bernama Sayyidah Aminah binti Wahhab bin Abdul Manaf bin Zuhrah bin Kilab. Ia merupakan wanita keturunan Bani Quraisy, suku yang terhormat di Makkah, Arab. Ia menikah dengan seorang laki-laki keturunan Bani Hasyim, yaitu Sayyid Abdullah bin Abdul Muthalib dengan pesta perkawinan tiga hari tiga malam.

Sesuai dengan budaya masyarakat Arab, Sayyid Abdullah tinggal bersama mertua dan berbakti terhadapnya selama tiga hari dan pada hari keempatnya baru diperkenankan memboyong istrinya. Sayyidah Aminah kemudian mengandung janin dari Sayyid Abdullah. Pada masa-masa mengandung (hamil), Sayyidah Aminah bermimpi bahwa seseorang berkata, “Wahai Aminah, engkau tengah mengandung seorang pemimpin umat manusia.” 

Meskipun sering ditinggalkan Sayyid Abdullah yang berdagang ke negeri Syam (Syiria), tetapi Sayyidah Aminah tidak merasa kesepian. Dua bulan berlalu, terdengar kabar bahwa rombongan dari Syam akan tiba di Makkah. Sayyidah Aminah menunggu suaminya dan berencana menceritakan mimpi-mimpi yang dialaminya. Akan tetapi, Sayyid Abdullah tidak ikut pulang ke Makkah. Dua bulan baru ada kabar bahwa Sayyid Abdullah wafat akibat sakit kemudian dikuburkan di Yatsrib (Madinah). Kesedihan pun melanda Sayyidah Aminah yang terungkap dari syair yang disenandungkannya.


seorang anak Hasyim telah mati di sisi Batha

menyisihkan liang lahat di tempat yang jauh di  

sana

banyak ajakan cita-cita yang hendak dipenuhi

tidak banyak yang ditinggalkan seperti anak  

Hasyim ini

mereka membawa tempat tidurnya di senja hari

rekan-rekannya menampakkannya beramai-

ramai

cita-cita dan keraguannya kian melambung

dia telah banyak memberikan kasih sayang


Beberapa bulan kemudian kandungan Sayyidah Aminah mulai membesar. Kemudian lahir bayi laki-laki suci, tepatnya di kaki Gunung Qubaisyi, Kampung Suqullail, Makkah.

Kapan Nabi lahir? 

Dalam buku-buku sejarah Nabi Muhammad saw (sirah nabawiyyah) terdapat tiga versi. Pertama, tanggal 9 Rabiul Awwal hari senin saat fajar. Disampaikan oleh Muhammad Sulaiman Manshurfury dalam kitab Muhadarat Tarikhul Umam Al-Islamiyyah (jilid 1, h.62) dan Muhammad Khudari Bek dalam kitab Nurul Yaqin fi Sirati Sayyidil Mursalin. 

Kedua, tanggal 12 didasarkan pada keterangan ahli sejarah Al-Waqidi, Al-Mas’udi, dan Syaikh Kulaini menyebut hari ahad (minggu). Sedangkan yang menyebut lahir hari senin didasarkan pada hadis tentang shaum sunah Rasulullah Saw yang menyatakan ia shaum hari senin karena itu hari lahirnya.

Ketiga, tanggal 17 hari Jumat saat fajar terbit merujuk pada keterangan ahli sejarah Syaikh Abbas Al-Qummi dan Syaikh Ath-Thusi menyebut malam 17 Rabiul Awwal (lihat Kitab Mafatihul Jinan, jilid 2, halaman 392).

Meski beda tanggal, tetapi ulama dan ahli sejarah dari mazhab Ahlussunnah dan Ahlulbait sepakat bahwa Muhammad merupakan Nabi akhir zaman lahir pada Rabiul Awwal tahun gajah. Disebut tahun gajah karena pada masa itu telah terjadi pasukan Abrahah yang menunggang gajah hendak menghancurkan Ka’bah (Baitullah). Mereka juga sepakat Muhammad adalah putra dari Abdullah dan Aminah serta berasal dari keturunan Nabi Ibrahim as dari jalur Nabi Ismail as. Sepakat juga tentang tempat lahirnya di kaki Gunung Qubaisyi, daerah Suqullail, kota Makkah.

Selanjutnya dalam penanggalan kalender Masehi, ahli sejarah dari India, Maulana Wahiduddin Khan menyebutkan lahir pada 22 April 570 dan wafat 8 Juni 632 Masehi. Tahun 570 Masehi ini yang paling banyak dicantumkan dalam buku-buku sejarah, bahkan dalam pengajian dari para ustadz dan kyai. Tentu perlu dikaji kembali dengan pendekatan historis yang kritis dengan membandingkan aneka sumber yang sampai pada masa sekarang ini.

Dalam buku Sejarah Tempat Ziarah Di Tanah Suci yang diterbitkan Depag RI Jakarta (tahun 1978, halaman 63) disebutkan bahwa rumah tempat kelahiran Nabi Muhammad saw menjadi perpustakaan umum yang tidak pernah dibuka. Perpustakaan tersebut selalu dalam keadaan tertutup. Kondisinya pun cukup memperihatinkan karena di belakangnya terdapat terminal yang kebersihannya tidak terjaga. Jika melihat fakta ini sangat tampak bahwa umat Islam, khususnya pemerintah Arab Saudi, sangat kurang memperhatikan warisan sejarah Nabi Muhammad saw. Hanya kuburannya yang tampak dipelihara karena berada dalam lokasi Masjid Madinah Al-Muwwarah, Madinah. Kemungkinan besar karena kekhawatiran pemerintah Arab Saudi terhadap munculnya penghormatan yang berlebih terhadap benda-benda peninggalan yang dapat menjerumuskan seseorang pada kemusyrikan.

Sebagaimana diketahui Arab Saudi memegang mazhab Wahabi yang pada awal abad modern melakukan pembaruan dengan berupaya memurnikan tauhid sehingga hal-hal yang berkaitan dengan jejak Rasulullah saw berupa tempat kelahiran dan benda-benda peninggalannya tidak mendapatkan perhatian. Berbeda dengan kaum Nasrani (Kristen) yang sampai kini lokasi tempat lahirnya Yesus Kristus atau Nabi Isa as di Bathlehem, Palestina, terpelihara dan dirawat. Begitu pula beberapa tempat keramat dan kelahiran para tokoh agama di negara-negara Asia Tenggara hingga kini terpelihara.

Meski demikian, sampai kini makam Nabi Muhammad Saw masih ada dan dijadikan tempat ziarah saat ke Madinah. Tersiar infomasi di internet bahwa sejak masa dinasti-dinasti abad pertengahan sampai awal abad 20 terdapat upaya orang-orang yang akan mengambil jasad Nabi Muhammad Saw. Upaya tersebut gagal dan sampai kini jasad Nabi Muhammad Saw berada di Madinah Al-Munawwarah, Arab Saudi.

Bagi umat Islam kini yang belum ziarah kepada Nabi Muhammad Saw, sebagai pelepas rindu bisa tiap hari shalawat kepadanya. Bisa melakukan amal sunah yang dilakukan oleh Nabi dan mengerjakan hal atau kegiatan yang disukai oleh Nabi. Tentunya tidak melakukan hal yang dibenci olehnya. Dalam hal ini umat Islam butuh akses pada buku-buku Sunnah/Hadis Rasulullah Saw dan buku-buku biografi Nabi Muhammad Saw yang terpercaya dari sisi kajian akademik. Mari isi bulan Rabiul Awwal ini dengan mempelajari Rasulullah Saw dengan tujuan dijadikan sebagai uswatun hasanah. *** (ahmad sahidin, alumni UIN SGD Bandung)