Sang Guru
Dalam tidur, saya
bermimpi. Saya dan seorang teman ngopi di warung dan beli bakso. Saya bayar dan
ternyata besar uang yang dikeluarkan. Tapi tak masalah karena sedang ada
uangnya.
Lantas, saya pergi ke
suatu tempat. Dan di tempat itu ada Sang Guru dengan ikat kepala hitam dan pakaian koko. Sang Guru melihat saya
kemudian memanggil. Saya pun mendatanginya dan saat tiba langsung cium
tangannya. Sang Guru memegang kepala saya dan mengusap sambil melafalkan
doa.
Saat itu terdengar suara
memanggil: "Bah, bah." Seketika saya bangun, ternyata sudah
pukul 05.30 Wibb. Dan saya telat menunaikan shalat subuh. ***
Poligami
Seorang ibu yang
merupakan Orangtua dari murid bercerita kepada saya. Suatu hari saat di rumah,
ia meminta anaknya agar menemani ayahnya ke tempat belanja. "Temani ayahmu
supaya tidak ngelayap ke rumah janda. Bagaimana kalau nikah lagi,"
ujarnya.
Anaknya spontan
menjawab, "Tak apa-apa mah. Kata guru agama juga ayah boleh poligami
dan mamah akan dapat pahala."
Saya mendengar itu
lantas ketawa. Kemudian sedikit merenung. Saya baru ingat kalau sang anak
itu di kelas pernah tanya tentang istri Nabi Muhammad Saw yang lebih dari satu.
Saya sempat bilang kalau seorang istri ikhlas, pasti akan berbuah pahala.
Kalimat itu pun meluncur dari sang murid saat mengomentari ibunya.
Duh, nasib guru agama.
Harus hati-hati dalam menyampaikan materi pelajaran di kelas. Khawatir dicerna
mentah-mentah oleh para murid. Apalagi tema yang sensitif. Selamat hari Guru! *** (ahmad sahidin)