Buku ini tebalnya 324
halaman. Bisa dikatakan tidak terlalu tebal, tetapi karena isinya yang
"teuas" (sulit dicerna) maka tidak bisa selesai. Perlu diulang terus
setiap babnya. Mungkin karena belum biasa baca karya filosofis sehingga terasa
jenuh dan mengambang. Sedangkan kesadaran, kesabaran, dan ketahanan dalam
membaca saya sangat minimum. Karena itu, sebelum tuntas saya hentikan pada bab
"lingkup kekuasaan dan kehendak Tuhan" (halaman 206).
Sebetulnya buku tersebut
pernah saya baca. Entah berapa kali. Terlihat dari beberapa halaman ada coretan
garis bawah dan catatan di pinggir. Begitu biasa lakukan kalau saat baca buku,
yang milik sendiri.
Sekedar berbagi saja bahwa
Muhammad Taqi Mishbah Yazdi menguraikan konsep tauhid sebagai tahapan dan
proses untuk penyempurnaan dalam berketuhanan dan beragama Islam. Tauhid oleh
Yazdi dipahami penerimaan (seseorang) atas Allah yang dianggapnya Esa dan ini
merupakan prinsip Islam. Namun dalam penerimaan atas prinsip keesaan Allah
(tauhid) mesti diliputi dengan tahapan berikut:
Pertama diawali dengan
pengakuan/kesadaran bahwa hanya ada satu Wujud yakni Allah (tauhid wujudi).
Kedua adalah orang beriman harus meyakini Allah sebagai pencipta seluruh
semesta raya dan makhluk-makhluknya. Ketiga adalah berlanjut dengan tauhid
rububiyah genetik bahwa Allah sebagai pengelola, pengurus, atau pengatur
tatanan semesta alam dan kehidupannya. Keempat adalah tahap tauhid rububiyah
legislatif bahwa syariat (hukumat) dari Allah adalah keharusan diamalkan dan
dijalankan oleh orang Islam. Kelima adalah tahapan tauhid berlanjut dengan
tauhid 'ubudiyah dan uluhiyah yang menegaskan Allah sebagai yang layak
disembah. Dalam tauhid ini dituntut dengan kesadaran bahwa seorang
Muslim/Muslimah agar menjalankan perintah, kewajiban, dan taat kepada Allah sebagai
konsekuensi atas penerimaan atau memilih Islam sebagai agamanya.
Demikian paparan dari awal
buku Filsafat Tauhid. Hanya itu yang bisa di share. Dalam buku banyak dibahas
persoalan terkait dengan ketuhanan. Mulai dari dzat, sifat, af'al, keinginan
dan kehendak Allah, kekuasaan dan kehendak Allah, qadha wa qadar, dan lainnya.
Menariknya, meski buku ini
termasuk kajian ilmu Kalam (teologi) dan filsafat Islam, tetapi Taqi Mishbah
Yazdi menyajikan persoalan dan uraian kajian berdasarkan dari ayat-ayat Al-Qur'an.
Sesekali ada hadis, tetapi yang dominan adalah Al-Qur'an.
Saya kira ini memang khazanah
yang luar biasa dari Al-Qur'an tentang tauhid dengan kajian filsafat. Insya
Allah jika sudah "mood" diri ini akan kembali dilanjutkan membacanya.
Cag! *** (Ahmad Sahidin)