Kamis, 25 Mei 2023

SILSILAH KENABIAN DAN KRONOLOGI KEHIDUPAN NABI MUHAMMAD SAW

 

TAHUN

 

PERISTIWA

570

571

 

 

 

 

 

 

 

 

Ada tiga versi:

(1) 12 Rabiul Awwal hari ahad (dalam riwayat tentang puasa Sunnah bahwa Nabi menyatakan lahir hari Senin. Lihat kitab Bidayatul Mujtahid jilid 1, bab puasa sunnah). Disebutkan oleh sejarawan Al-Masudi, Al-Waqidi, Ibnu Hisyam, dan Al-Kulaini;

(2) 17 Rabiul Awwal hari jumat (waktu fajar). Disebutkan oleh Abbas Al-Qummi dan Syaikh Ath-Thusi dalam kitab Mafatihul Jinan, jilid 2, h.392; dan

(3) 9 Rabiul Awwal hari senin (waktu fajar). Disebutkan oleh Muhammad Sulaiman Manshurfury dalam kitab Muhadarat Tarikhul Umam al-Islamiyyah, jilid 1, h.62.

Sayyidina Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib lahir di daerah Suqullail Jabal Abu Ghubaisy, perkampungan Bani Hasyim, Makkah.

Kalender Masehi menyebut tanggal 22 April 570, juga ada yang sebut pada 20 April 571. Dalam syair pupujian Sunda yang berjudul "Nabi Urang Sarerea" disebutkan lahir tahun gajah.

 

570

Tahun Gajah, gagalnya Abrahah menyerang Mekkah

576

Meninggalnya ibunda Rasulullah Saw bernama Aminah binti Wahab. Sedangkan ayahnya, Abdullah bin Abdul Muthalib, wafat saat Sayyidina Muhammad berada dalam kandungan usia enam bulan.

578

Sayyidina Muhammad dirawat oleh kakeknya, Abdul Muthalib (Syaibah) bin Hasyim bin Abdul Manaf. Kemudian diasuh paman dan bibi, Abu Thalib bin Abdul Muthalib dan Fathimah binti Asad. 

583

 

Bersama paman, Sayyidina Muhammad belajar niaga dan membawa barang untuk dijual di negeri Suriah. Saat perjalanan dijamu oleh Bahirah, pendeta Nasrani, dan mengetahui kalau putra yang dibawa Abu Thalib merupakan Nabi akhir zaman yang disebutkan kitab suci agama Nasrani.

595

 

 

 

Selain bekerja untuk pamannya, Sayyidina Muhammad bekerja kepada Khadijah binti Khuwailid. Karena jujur dan sukses, Khadijah melamar Sayyidina Muhammad untuk menjadi suaminya. Usia 25 tahun Sayyidina Muhammad menikahi Khadijah yang lebih tua usianya. Dari pernikahan melahirkan anak putra yaitu Qasim, Abdullah, Thahir. Ketiganya wafat. Sedangkan anak putri yaitu Ruqayyah, Zainab, dan Fathimah az-Zahra. Dari Fathimah ini lahir cucu Nabi yaitu Hasan, Husain, dan Zainab.   

 

 

 

610

Menjelang usia 40 tahun, Sayyidina Muhammad sering semedi/tahanuts di Gua Hira. Sesekali ditemani keponakannya, Ali bin Abu Thalib, dan Khadijah yang mengantarkan makanan dan minuman untuk Sayyidina Muhammad saat berada di Gua Hira. Turun wahyu dari Allah melalui Malaikat Jibril saat Sayyidina Muhammad berusia 40 tahun di Gua Hira dan menjadi nabi sekaligus Rasul (disebut peristiwa Bitsah Rasul, 27 Rajab).

Wahyu yang diterima Nabi Muhammad saw dikonfirmasi kepada pendeta Nasrani bernama Waraqah bin Nawfal (ahli kitab suci) dan dinyatakan benar.

613

 

Menyebarkan Islam kepada umum: dakwah pada kerabat terdekat dan masyarakat Makkah. Mendapatkan sedikit pengikut yang disebut As-Sabiqun al-Awwalun. Wanita pertama yang masuk Islam adalah Khadijah binti Khuwailid; dan Laki-laki pertama yang menerima Islam adalah ‘Ali bin Abu Thalib.

614

Mendapatkan pengikut sekira 80-120 orang.

615

Hijrah pertama ke Habsyah (dipimpin Jafar bin Abu Thalib)

616

Awal dari pemboikotan Quraisy terhadap Bani Hasyim

619

Akhir dari pemboikotan Quraish terhadap Bani Hasyim. Sekira tiga tahun lamanya.

619

Tahun kesedihan: Abu Thalib dan Khadijah meninggal dunia

620

Isra’ dan Mi’raj sekaligus menerima salat fardhu yang lima (28 Rajab).

621

 

 

 

 

 

Bai’at ‘Aqabah pertama.  Di Aqabatul Jamarah, Nabi memulai dakwah perdana kepada orang-orang Madinah. bertemu dengan enam orang dari Kabilah Khazraj. Menyampaikan ajaran Islam dan diterimanya. Mereka menyampaikan masalah pertikaian dengan Kabilah Aus. Pertikaian dua suku asli Madinah diciptakan kaum Yahudi. Dengan terus bertikai, keduanya tidak memiliki kekuatan ketika berhadapan dengan Yahudi. Dalam urusan pertanian dan kekayaan, Madinah dikuasai kaum Yahudi. Mereka diberi nasihat oleh Nabi pentingnya persatuan. Enam orang pertama dari Madinah yang memeluk Islam adalah Sa’ad bin Zararah, Auf bin Harits bin Rifa’ah, Rafi’ bin Malik, Quthbah bin Amir, Uqbah bin Amir bin Nabiy, dan Jabir bin Abdullah bin Rabah. Mereka ini perintis Islamisasi di Madinah.

622

 

 

 

 

 

 

 

Bai’at ‘Aqabah kedua. Dari Madinah mereka mengirim surat yang isinya meminta Nabi untuk mengirimkan utusan (mubaligh). Mus’ab bin Umair dipilih oleh Nabi untuk bertugas di Madinah. Tampaknya selain mengajarkan Alquran (Islam), Nabi pun memberikan tugas yang berkaitan dengan penyiapan sarana dan lokasi penampungan untuk kaum Muslim yang hijrah dari Makkah. Dengan bimbingan Mus’ab bin Umair dan kaum Muslim Madinah sebelumnya, maka pada musim haji berikutnya terdapat tujuh puluh tiga orang Islam datang ke Makkah bersama lima ratus orang yang akan menyembah berhala di Ka’bah. Kaum Muslim Madinah tersebut melakukan Perjanjian Aqabah Kedua pada tengah malam 13 Zulhijjah di Lembah Aqabah, dekat Mina, ketika orang-orang sedang tidur.  Nabi ditemani Abbas bin Abdul Muthalib membuat perjanjian dengan mereka. Nabi meminta mereka memilih dua belas wakil dari Aus maupun Khazraj untuk menjadi pemimpin sekaligus bertanggungjawab dalam urusan Islamisasi di daerah-daerah Madinah. Terpilih sembilan orang dari Khazraj dan tiga orang dari Aus. Mereka ini pelanjut dakwah di Madinah.

622

Hijrah ke Madinah (tiba ke Yathrib 12 Rabiul Awwal)