KRONOLOGI FASE KEHIDUPAN NABI MUHAMMAD SAW
TAHUN dan PERISTIWA
570 - 571 M.
Kelahiran Nabi Muhammad SAW. Ada tiga versi: PERTAMA, 12 Rabiul Awwal hari ahad (dalam riwayat tentang puasa Sunnah bahwa Nabi menyatakan lahir hari Senin. Lihat kitab Bidayatul Mujtahid jilid 1, bab puasa sunnah). Disebutkan oleh sejarawan Al-Masudi, Al-Waqidi, Ibnu Hisyam, dan Al-Kulaini. KEDUA, 17 Rabiul Awwal hari jumat (waktu fajar). Disebutkan oleh Abbas Al-Qummi dan Syaikh Ath-Thusi dalam kitab Mafatihul Jinan, jilid 2, h.392. KETIGA, 9 Rabiul Awwal hari senin (waktu fajar). Disebutkan oleh Muhammad Sulaiman Manshurfury dalam kitab Muhadarat Tarikhul Umam al-Islamiyyah, jilid 1, h.62. Sayyidina Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib lahir di daerah Suqullail Jabal Abu Ghubaisy, perkampungan Bani Hasyim, Makkah. Kalender Masehi menyebut tanggal 22 April 570, juga ada yang sebut pada 20 April 571. Dalam syair pupujian Sunda yang berjudul "Gusti Urang Sarerea" disebutkan lahir tahun gajah.
570
Tahun Gajah, gagalnya Abrahah menyerang Mekkah.
576
Meninggalnya ibunda Rasulullah Saw bernama Aminah binti Wahab. Sedangkan ayahnya, Abdullah bin Abdul Muthalib, wafat saat Sayyidina Muhammad berada dalam kandungan usia enam bulan.
578
Sayyidina Muhammad dirawat oleh kakeknya, Abdul Muthalib (Syaibah) bin Hasyim bin Abdul Manaf. Kemudian diasuh paman dan bibi, Abu Thalib bin Abdul Muthalib dan Fathimah binti Asad.
583
Bersama paman, Sayyidina Muhammad belajar niaga dan membawa barang untuk dijual di negeri Suriah. Saat perjalanan dijamu oleh Bahirah, pendeta Nasrani, dan mengetahui kalau putra yang dibawa Abu Thalib merupakan Nabi akhir zaman yang disebutkan kitab suci agama Nasrani.
595
Selain bekerja untuk pamannya, Sayyidina Muhammad bekerja kepada Khadijah binti Khuwailid. Karena jujur dan sukses, Khadijah melamar Sayyidina Muhammad untuk menjadi suaminya. Usia 25 tahun Sayyidina Muhammad menikahi Khadijah yang lebih tua usianya. Dari pernikahan melahirkan anak putra yaitu Qasim, Abdullah, Thahir. Ketiganya wafat. Sedangkan anak putri yaitu Ruqayyah, Zainab, dan Fathimah az-Zahra. Dari Fathimah ini lahir cucu Nabi yaitu Hasan, Husain, dan Zainab.
610
Menjelang usia 40 tahun, Sayyidina Muhammad sering semedi/tahanuts di Gua Hira. Sesekali ditemani keponakannya, Ali bin Abu Thalib, dan Khadijah yang mengantarkan makanan dan minuman untuk Sayyidina Muhammad saat berada di Gua Hira. Turun wahyu dari Allah melalui Malaikat Jibril saat Sayyidina Muhammad berusia 40 tahun di Gua Hira dan menjadi nabi sekaligus Rasul (disebut peristiwa Bitsah Rasul, 27 Rajab). Wahyu yang diterima Nabi Muhammad saw dikonfirmasi kepada pendeta Nasrani bernama Waraqah bin Nawfal (ahli kitab suci) dan dinyatakan benar.
613
Menyebarkan Islam pada masyarakat umum: dakwah pada kerabat terdekat dan masyarakat Makkah. Mendapatkan sedikit pengikut yang disebut As-Sabiqun al-Awwalun. Wanita pertama yang masuk Islam adalah Khadijah binti Khuwailid; dan Laki-laki pertama yang menerima Islam adalah ‘Ali bin Abu Thalib. Fase awal dakwah Islam ini (setelah dapat wahyu di Gua Hira) Rasululah mendapatkan pelajaran ibadah dari Malaikat Jibril terutama thaharah dan shalat. Diajarkan kembali pada Khadijah dan Ali. Ketiganya pernah dietahui oleh Abu Thalib sedang melakukan ritual shalat bersama di sebuah lembah gunung. Riwayat umum menyebutkan perintah shalat kemudian disahkan dalam peristiwa Isra Miraj.
614
Mendapatkan pengikut sekira 80-120 orang.
615
Hijrah pertama ke Habsyah (dipimpin Jafar bin Abu Thalib).
616
Awal dari pemboikotan Quraisy terhadap Bani Hasyim (yang membela Rasulullah SAW) sekira tiga tahun.
619
Akhir dari pemboikotan Quraish terhadap Bani Hasyim. Sekira tiga tahun lamanya.
619
Tahun kesedihan: Abu Thalib dan Khadijah meninggal dunia.
620
Isra’ dan Mi’raj sekaligus menerima perintah shalat fardhu yang lima (28 Rajab). Momentum perjalanan spiritual ini sering dikatakan (oleh para penulis) sebagai fase ujian keimanan bagi kaum Muslimin di Makkah. Karena aspek irasional atas peristiwa yang dilakukan satu malam dari Makkah ke Aqsha di Baitul Maqdis dan perjalanan ke langit bergerak ke Sidratul Muntaha bertemu dengan Allah.
621
Bai’at ‘Aqabah pertama. Di Aqabatul Jamarah, Nabi memulai dakwah perdana kepada orang-orang Madinah. bertemu dengan enam orang dari Kabilah Khazraj. Menyampaikan ajaran Islam dan diterimanya. Mereka menyampaikan masalah pertikaian dengan Kabilah Aus. Pertikaian dua suku asli Madinah diciptakan kaum Yahudi. Dengan terus bertikai, keduanya tidak memiliki kekuatan ketika berhadapan dengan Yahudi. Dalam urusan pertanian dan kekayaan, Madinah dikuasai kaum Yahudi. Mereka diberi nasihat oleh Nabi pentingnya persatuan. Enam orang pertama dari Madinah yang memeluk Islam adalah Sa’ad bin Zararah, Auf bin Harits bin Rifa’ah, Rafi’ bin Malik, Quthbah bin Amir, Uqbah bin Amir bin Nabiy, dan Jabir bin Abdullah bin Rabah. Mereka ini perintis Islamisasi di Madinah.
622
Bai’at ‘Aqabah kedua. Dari Madinah mereka mengirim surat yang isinya meminta Nabi untuk mengirimkan utusan (mubaligh). Mus’ab bin Umair dipilih oleh Nabi untuk bertugas di Madinah. Tampaknya selain mengajarkan Alquran (Islam), Nabi pun memberikan tugas yang berkaitan dengan penyiapan sarana dan lokasi penampungan untuk kaum Muslim yang hijrah dari Makkah. Dengan bimbingan Mus’ab bin Umair dan kaum Muslim Madinah sebelumnya, maka pada musim haji berikutnya terdapat tujuh puluh tiga orang Islam datang ke Makkah bersama lima ratus orang yang akan menyembah berhala di Ka’bah. Kaum Muslim Madinah tersebut melakukan Perjanjian Aqabah Kedua pada tengah malam 13 Zulhijjah di Lembah Aqabah, dekat Mina, ketika orang-orang sedang tidur. Nabi ditemani Abbas bin Abdul Muthalib membuat perjanjian dengan mereka. Nabi meminta mereka memilih dua belas wakil dari Aus maupun Khazraj untuk menjadi pemimpin sekaligus bertanggungjawab dalam urusan Islamisasi di daerah-daerah Madinah. Terpilih sembilan orang dari Khazraj dan tiga orang dari Aus. Mereka ini pelanjut dakwah di Madinah.
622
Hijrah ke Madinah (tiba ke Yathrib 12 Rabiul Awwal).