Sabtu, 27 Mei 2023

Menulis itu Kemampuan Mengemas Bahasa

SOAL tulis menulis saya dapat pencerahan dari Bambang Trim. Dari beliau saya mendapatkan sesuatu yang sangat berbeda dari beberapa pelatihan menulis yang sebelumnya saya ikuti. Tidak hanya memberikan motivasi dan mengubah pola berpikir, tetapi juga membimbing bagaimana membuat buku dari awal hingga akhir.

“Menulis buku itu tidak gampang, juga tidak sulit. Hanya soal taktis saja!” katanya.

Menurut Bambang, seseorang yang akan menulis harus berani buka mata, buka telinga, buka pikiran, buka perasaan, dan berani mengalami (buka pengalaman). Apabila seseorang sudah melakukan itu, akan keluarlah gagasan yang berwujud tulisan.

“Keluarkan buku dari dirimu!” cetusnya. Bisakah?

“Tulislah gagasan yang ada dalam pikiran, yang dipikirkan, yang dirasakan atau yang dialami hingga menjadi tulisan!” ujarnya.

“Kumpulkan semua diksi yang berkaitan dengan apa yang kita lihat, dengar, dan pikirkan. Tulislah diksi-diksi itu dan rangkailah dalam sebuah jalinan cerita hingga berwujud tulisan. Ingatlah, gagasan yang tidak segera ditulis akan diambil orang!” pesannya.

Karena itu, coba lakukan setiap hari membawa buku catatan kecil untuk menulis ide-ide yang muncul. Selain mencatat pada handphone, communicator atau blackberry, bawa buku kecil dan pulpen untuk mencatat ide-ide atau hal-hal menarik yang bisa dikembangkan menjadi buku.

Hal lainnya, seorang penulis harus mampu menghadirkan pengetahuan atau pengalaman (yang menjadi bahan tulisannya itu) dengan senantiasa mengakrabkan diri dengan referensi, belajar dan berlatih tiada henti, dan sering melakukan silturahim atau berinteraksi dengan orang-orang untuk meluaskan wawasannya. Yang perlu diingat: jangan membuat buku yang tidak orang sukai dan yang tidak dikuasai serta jangan membuat buku yang tidak ada sumbernya. 

Nah, bagaimana dengan menulis buku fiksi seperti novel. Perihal ini saya dapat ilmu dari novelis Tasaro GK, penulis novel bestseller Galaksi Kinanthi & Muhammad: Lelaki Penggenggam Hujan. 

Menurut Tasaro, sebuah karya fiksi dapat berpotensi diminati masyarakat (pembaca) jika menyajikan kisah yang baru, memiliki karakter kuat (bagus), alur cerita yang luar biasa, dan pilihan kata yang menarik. Apalagi ditambah dengan tema atau isu yang sedang hangat di masyarat akan semakin menarik, bahkan menyedot orang untuk membacanya. 

Karena itu, seseorang yang akan menulis buku perlu memiliki keterampilan dalam membuat drafting berupa catatan ide-ide dan outline isi buku yang akan ditulis sehingga ide yang muncul dalam pikiran tidak lepas begitu saja. Seperti kata Imam Ali bin Abi Thalib, “Ikatlah ilmu dengan menuliskannya.”

Selanjutnya adalah mempraktikannya dengan segera. Hal ini yang biasanya sulit dilakukan karena biasanya banyak saja alasan untuk tidak menulis. Karena itu, sempatkanlah menulis apa pun dan buatlah sejarah hidup dengan gemilang melalui karya tulis. Hasilnya, apa pun isi dan bentuk tulisan Anda, itulah karya intelektual Anda. 

Kemudian asah kemampuan berbahasa kita. Dalam menulis buku atau artikel yang khusus untuk konsumsi masyarakat Indonesia, tulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Pelajari setiap kata dan padanan kata atau diksi yang kita pilih dan gunakan dalam menulis. Gunakan Kamus Bahasa Indonesi untuk memilih dan memilah kata yang tepat dalam setiap rangkaian kalimat yang kita tulis. 

Dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta sesuai kaidah bahasa dan struktur kalimat yang sempurna, pikiran yang ditorehkan pada tulisan akan semakin berisi dan sempurna. Karena itu, sempurnakan tulisan kita dengan senantiasa membuka dan membaca Kamus Bahasa Indonesia. *** (ahmad sahidin)