Selasa, 07 September 2021

Tarikh Nabi: Leluhur Muhammad bin Abdullah, Sang Nabi

Dalam Almanak Alam Islami disebutkan silsilah Rasulullah saw sampai kepada manusia dan Nabi pertama. Berikut ini silsilahnya: Nabi Muhammad saw (570-632 Masehi), Abdullah (wafat sebelum 571 Masehi), Abdul Muthalib (500-580 Masehi), Hasyim, Abdul Manaf, Qusayy, Kilab, Murrah, Ka`ab, Lu`ay, Galib, Fihr (Al-Quraisy), Malik, An-Nadr, Kinanah, Khuzaimah, Mudrikah, Ilyas, Mudar, Nizar, Ma`add, Adnan (100 Sebelum Masehi), Udad, Muqawwam, Nahur, Tairah, Ya`rub, Yasyjub, Nabit, Ismail, Ibrahim, Tarih (Azar), Nahur, Sarug, Ra`u, Falikh, Aibar, Syalikh, Arfakhsyaz, Sam, Nuh, Lamk, Mattusyalakh, Akhnukh (Idris), Yard, Mahlil, Qainan, Yanis, Syith, Adam.[1]

Maulana Wahiduddin Khan menerangkan, jumlah utusan Tuhan yang diturunkan di dunia ini seluruhnya 124.000.[2] Mereka tersebar di berbagai bangsa dan negara serta wilayah. Mereka menyeru manusia untuk mengikuti petunjuk Tuhan dan menjalankan kehidupan dengan baik. Hampir semua utusan Tuhan atau Nabi diperlakukan oleh umatnya dengan kurang baik, bahkan dibunuh. Bisa dipahami kalau ada orang yang mencoba memperbarui kehidupan yang buruk yang dianggap baik oleh masyarakat setempat, pasti akan dianggap menyimpang. Tidak sedikit ucapan demikian meluncur kepada para utusan Tuhan. Bahkan, dilempari dengan batu dan kotoran. Itulah ujian dan tantangan utusan Tuhan ketika berhadapan dengan umatnya.

Sejak Nabi Adam as sampai Nabi Muhammad Saw tidak ada yang bebas dari hujatan, lemparan batu, dan upaya pembunuhan. Meski begitu Tuhan terus mengirimkan utusan demi utusan-Nya (Nabi dan Rasul) untuk meluruskan kehidupan manusia dan mengajak pada ajaran-ajaran Ilahi. Nabi Ibrahim as pernah berdoa agar keturunannya dijadikan imam yang memberi petunjuk bagi manusia.[3] Allah memenuhi permintaannya dengan menjadikan kedua putranya sebagai Nabi: Ishaq dan Ismail. Dari Nabi Ishaq as lahir para Nabi Allah yang berakhir kepada Nabi Isa as. Sedangkan dari Nabi Ismail as lahir para Nabi Allah yang berakhir dengan ditutupnya kenabian oleh Nabi Muhammad saw sebagai Nabi dan Rasul terakhir.

Setelah Nabi Muhammad saw wafat maka garis emas kepemimpinan Ilahi dari silsilah Ibrahimyah berhenti. Meski sudah tidak ada lagi Nabi, tetapi fungsi risalah Ilahi tetap berlaku sampai hari Kiamat. Lalu, siapakah yang berhak memegang otoritas untuk menyebarkan dan membimbing umat manusia kalau utusan Tuhan sudah berakhir? Karena garis kenabian berasal dari orang-orang suci dan dipilih Tuhan maka pelanjut setelah Nabi Muhammad saw pun ditentukan berdasarkan ketentuan Ilahi, bukan ditunjuk umat manusia. Mereka inilah yang disebut pewaris silsilah Muhammadiyah yang berlaku sampai akhir zaman.[4] Siapakah mereka? Ini perlu kajian hadis dan masuk pada kemelut sektarianisme. *** (Ahmad Sahidin, alumni UIN SGD Bandung)    


[1] Rachmat Taufiq Hidayat, dkk., Almanak Alam Islami: Sumber Rujukan Keluarga Muslim Milenium Baru (Bandung: Pustaka Jaya, 2000)  h.250.

[2] Maulana Wahiduddin Khan, Muhammad: Nabi untuk Semua (Jakarta: Alvabet, 2005)  h. 9.

[3] QS Al-Baqarah: 124.

[4] Penjelasan mengenai silsilah Ibrahimyah dan Muhammadiyah dapat dibaca pada karya Miftah Fauzi Rakhmat, The Prophetic Wisdom: Kisah-kisah Kearifan Para Nabi (Bandung: Mizania, 2011) h.133-135. Penulis buku ini menyebutkan silsilah Muhammadiyah dilanjutkan oleh 12 Imam dari keturunan Muhammad Rasulullah saw berdasarkan hadis yang diriwayatkan dalam Shahih Bukhari, kitab al-ahkam, 4:165; Shahih Muslim, kitab  al-Imara, 3:1453, hadis no.10.