Kamis, 30 September 2021
Al-Quran dan Tafsir
Sabtu, 25 September 2021
Resensi buku Reformasi Sufistik
Reformasi Sufistik, Halaman Akhir Fikri Yathir merupakan buku karya Kang Jalal (Almarhum Jalaluddin Rakhmat). Terbit tahun 1998, Penerbit Pustaka Hidayah. Tebal 369 halaman.
Kabarnya buku ini mau diterbitkan lagi. Tentu kabar ini layak disambut dan ditunggu kehadirannya. Sebab buku ini kini sudah susah didapatkan. Saya pun menemukan saat di pameran Braga Bandung sekira empat tahun lalu. Sudah pernah dibaca sampai tuntas. Lalu, kini dibaca lagi sampai tuntas.
Rabu, 22 September 2021
Asal Usul Politik Islam: Khawarij dan Mutazilah
Kamis, 09 September 2021
Sunni dan Syiah, Sikap Pemerintah
Teringat dengan pendapat Kang Jalal (Jalaluddin Rakhmat) tentang perbedaan esensial antara mazhab Sunni dan mazhab Syiah. Menurutnya bahwa Syiah meyakini Rasulullah saw telah mewasiatkan Imamah kepada Ali bin Abi Thalib ra dan Sunni tidak percaya dengan wasiat tersebut. Hal ini didasarkan atas telaah pada sejumlah kitab-kitab hadis, tafsir, tarikh, dan lughah. Data tersebut kemudian dihimpun dan dianalisa hingga menjadi desertasi oleh Kang Jalal di UIN Makassar dengan judul Asal Usul Sunnah Shahabat: Studi Historiografis atas Tarikh Tasyri.
Rabu, 08 September 2021
Merajut Ukhuwah dengan Memahami Keragaman Islam
SESUAI dengan semangat persaudaraan yang digemakan oleh ulama-ulama dalam konferensi internasional di Jordania, yang diikat dalam Risalah Amman bahwa mengenal khazanah Islam akan membuat kita paham dengan perbedaan yang terjadi di tengah masyarakat (umat) Islam.
Dengan memahami mazhab Islam yang lain, diharapkan umat akan mengerti dan bersedia untuk saling menghormati atas perbedaan yang ada. Tentu dalam keyakinan setiap orang Islam bebas untuk meyakini mazhab yang dipercaya sebagai benar, tetapi dalam sosial kemasyarakat perlu hidup bersama dan saling menjaga diri agar tidak saling memaksakan kebenaran mazhab kepada orang Islam yang sudah punya mazhab yang berbeda.
Selasa, 07 September 2021
Tarikh Nabi: Leluhur Muhammad bin Abdullah, Sang Nabi
Dalam Almanak Alam Islami disebutkan silsilah Rasulullah saw sampai kepada manusia dan Nabi pertama. Berikut ini silsilahnya: Nabi Muhammad saw (570-632 Masehi), Abdullah (wafat sebelum 571 Masehi), Abdul Muthalib (500-580 Masehi), Hasyim, Abdul Manaf, Qusayy, Kilab, Murrah, Ka`ab, Lu`ay, Galib, Fihr (Al-Quraisy), Malik, An-Nadr, Kinanah, Khuzaimah, Mudrikah, Ilyas, Mudar, Nizar, Ma`add, Adnan (100 Sebelum Masehi), Udad, Muqawwam, Nahur, Tairah, Ya`rub, Yasyjub, Nabit, Ismail, Ibrahim, Tarih (Azar), Nahur, Sarug, Ra`u, Falikh, Aibar, Syalikh, Arfakhsyaz, Sam, Nuh, Lamk, Mattusyalakh, Akhnukh (Idris), Yard, Mahlil, Qainan, Yanis, Syith, Adam.[1]
Sabtu, 04 September 2021
Hermeneutika
“sejauh manusia tenggelam dalam dunia luar, dan telah mencapai kemajuan di sana; sejauh itu pula ia terasing dari dirinya sendiri, dan lupa pada hakikatnya sendiri”. (Alexis Carrel)
DALAM studi hermeneutika, arti sebuah teks selalu lebih luas dari apa yang dimaksudkan oleh si penulis atau pemilik teks. Bahasa yang digunakan dalam teks, selalu tidak mengandung ketidaksadaran kolektif.
Kamis, 02 September 2021
Resensi buku Pelangi Islam: Fatwa-fatwa Ulama Besar tentang Keragaman Mazhab
Tema yang aktual pada setiap zaman (menurut saya) adalah agama. Orang yang taat maupun yang tidak taat beragama, kalau ngobrol agama pasti nyambung. Hampir dalam ranah kehidupan bahwa agama bisa masuk, bahkan mendominasi. Apalagi dihubungkan dengan politik maka menjadi seksi, bahkan bisa dimainkan. Sebetulnya yang demikian bukanlah agama secara narasi (teks) suci, tetapi sekadar penafsiran dan pemahaman dari orang beragama. Yang menjadi masalah ada pada praktik beragama dan penerapan atas pemahaman agama. Bahkan, nasib agama sekadar dijadikan balutan kepentingan kelompok, komunitas, dan alat untuk mencapai kekuasaan.
Rabu, 01 September 2021
Resensi buku Kemuliaan Mati Syahid
Saya coba bayangkan kondisi umat Islam pascaRasulullah Saw dan masa Khulafa Rasyidun. Yakni situasi keduniaan yang menuntut pemenuhan kebutuhan harian, kebutuhan popularitas, jabatan, dan kekayaan. Kondisi berbeda dengan masa Rasulullah Saw bahwa umat Islam terbimbing dan diarahkan untuk meniru pola hidup yang dicontohkan Nabi dan keluarganya. Zuhud, qanaah, berorientasi ibadah ritual dan sosial, dan punya spirit kebersamaan sehingga nilai-nilai ukhuwah terwujud dalam kehidupan. Karena Nabi sendiri yang mengingatkan, mengarahkan, dan membimbing umat. Bahkan menjanjikan kehidupan akhirat yang lebih baik. PascaRasulullah Saw siapa yang bisa berperan demikian?