Sabtu, 30 Desember 2017

Aforisme Diri Penuh Dosa

Saya merasa ada masalah dengan diri ini. Begitu kuat tersedot dengan nuansa birahi. Saat lihat perempuan dengan lekuk tubuh, segera saja tatapan mata ini tidak berhenti. Bahkan pikiran pun terkuasai dengannya sehingga membayangi pikiran tentangnya. Padahal saya sadar kalau yang dilhat itu bukan milik saya sebagaimana istri. Namun, tetap saja kalau melihat pandangan mata tak bisa lepas darinya meski sedang jalan dengan istri. Ah, ini memang dosa. Bagaimana ini?

Bahkan dalam selancar internet, seringkali tersandung dengan gambar dan tayangan yang dewasa. Susah memang lepas darinya. Ada saja rasa penasaran atau tak sengaja nge-klik. Dan muncul yang demikian. Dan saya tahu bahwa yang saya lihat tidak halal. Dan pasti berdampak dosa. 

Ah, bagaimana ini? Internet dan dunia nyata pun tak bisa saya kendalikan. Meluncur saja dan terkena jebakan yang begitu. Ah, ini memang masalah untuk saya yang ingin lepas dari dosa demi dosa harian. Apalagi mingguan, bulanan, dan tahunan. Pasti dosa ini sudah numpuk dan tersusun menjadi "buku" yang kelak pasti saya baca. Duh, malu diri ini. Dosa harian tak lepas, bagaimana akan menuju Tuhan kalau diri penuh dosa. Ini memang dosa. Bagaimana ini?

Kendali diri harus kuat. Dari apa? Dari hal luar maupun dari diri sendiri. Dari luar mungkin tertahan karena malu oleh masyarakat. Dan dianggap salah jika ada perbuatan asusila. Namun, dari dalam diri yang kadang tak terkendali; dibayangi dengan khayali yang muncul begitu saja. Ini memang ilusi. 

Freud menyatakan ilusi membuat orang tidak berdaya dan manusia akan merasa dosa. Ilusi mesti dilawan dengan meyakinkan pada diri bahwa ini kenyataan yang harus dihadapi tanpa perlu melemparkan tanggungjawab pada yang tidak nyata. Tidak perlu mengecam pada yang berada di luar diri; karena kehendak dan hasrat hanya berada dalam diri. Dan diri ini harus bisa menerimanya sekaligus mengendalikan. 

Ah, mesti mengisi harian dengan penuh manfaat dan berbuah penghasilan (nafkah). Apa itu? Ya mesti direncanakan kemudian dilaksanakan pada waktu yang tepat. Salam...untuk pecinta kesejatian!