Minggu, 24 Desember 2017

Malam Minggu, Manaqib di Cianjur

Malam minggu, 23-12-2017 di Cianjur. Sebuah pesantren Darul Falah penuh sesak sejak maghrib. Ada "manaqib" Tarekat Qadariyah wal Naqsyabandiyah (TQN). Orang-orang yang mengikuti TQN berkumpul dari seluruh penjuru. Melakukan dzikir dan ibadah dari ba'da Isya sampai Shubuh. Kegiatannya diisi dengan ibadah dan majelis ilmu.

Tidak hanya ibadah, ada pula yang memanfaatkan momentum bulanan ini sebagai sarana bisnis: jualan kopi, makanan, buku-buku, dan pernak pernik.

Dan saya menikmati suasana dzikir "keras" dengan suara lantang tanpa beban dan berirama setelah shalat maghrib jamaah. Terasa hidup dan jamaah fokus dengan kalimat dzikir. Gerak tubuh pun saling beriringan dengan lantunan dzikir.

Diperkirakan ribuan yang hadir. Halaman masjid dan kompleks pesantren Darul Falah penuh. Kendaraan yang diparkir di jalan pun memanjang di sekitar jalan ke pesantren. Berkah untuk keamanan dan tukang parkir. Suasana seperti di Darul Falah itu saya temukan juga pada kegiatan (ormas) Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia (Ijabi). Masyarakat muslim Ijabi (yang biasa dikenal dengan sebutan Ijabiyyun) melakukan kegiatan ibadah semalam suntuk pada momentum Lailatul Qadar malam ke 21 dan 23 Ramadhan juga Nisfu Syaban (malam 15 syaban). Diisi dengan ibadah berupa shalat sunnah dan dzikir, shalawat, majelis ilmu, dan membaca alquran serta diakhiri doa-doa dan hadiah Fatihah untuk almarhumin. Dan saya pernah ikut kegiatan keagamaan tersebut. Terasa suasana religi dan saya merasa bersemangat mendekatkan diri kepada Allah. Mungkin karena faktor berjamaah. Kalau sendirian, mungkin agak sedikit malas.

Ijabi dan TQN ternyata ada kesamaan dalam tradisi ibadah yang bersifat massal. Dan kegiatannya bukan berbentuk aksi demo yang memacetkan jalanan serta membuat gaduh kota. Spiritualitas dan sosial kemanusiaan. Saya melihat Ijabiyyun membagikan sembako dan makan sahur gratis untuk orang-orang tidak mampu. Agama telah difungsikan sebagai solusi oleh kaum TQN dan Ijabiyyun. Dan memang dalam agama ada dua wajah: menyejukkan dan menakutkan. Mana yang Anda pilih? *** (Ahmad Sahidin)