Minggu, 06 Desember 2015

Belajar Pluralisme dari Sunan Kudus

Belajar pluralisme tidak perlu jauh ke Barat. Di Indonesia pun sejarah menunjukkan teladan pluralisme. Salah satunya oleh Sunan Kudus. Dikisahkan masyarakat Kudus masih memeluk agama Hindu yang menghormati dan mensucikan sapi. Sunan Kudus dalam dakwah agama Islam menyampaikan bahwa dalam kitab suci Al-Quran memuat sapi betina (al-baqarah). 

Karena itu, dalam acara-acara pesta Sunan Kudus tidak pernah menyembelih sapi karena akan melukai hati pemeluk Hindu yang masih merupakan agama mayoritas penduduk Kudus dan menggantinya dengan menyembelih kerbau. Dalam cerita rakyat di Kudus bahwa Sunan Kudus pernah kehausan kemudian diberi air susu sapi oleh pendeta Hindu. Sebagai rasa terima kasih maka Sunan Kudus melarang menyembelih sapi.

Kejadian yang hampir sama dengan kasus pembakaran rumah ibadah di Tolikara, Papua, saat Idul Fitri 1436 H. Kejadian tersebut langsung diselesaikan dan tidak ada gejolak konflik warga Muslim dengan Kristen. Dalam rangka merekat persatuan maka warga muslim dan Kristen di Tolikara mengadakan pesta. Sudah tradisi Papua bahwa kalau ada momentum besar diisi dengan memakan daging babi bakar. Warga Kristen menyadari perdamaian bukan karena jasa orang Kristen, tetapi ada kontribusi warga muslim. Karena itu, acara makan daging babi bakar diganti dengan memakan daging sapi bakar. (ahmad sahidin)


(Tulisan disadur dari  situs http://historia.id/agama/toleransi-beragama-ala-sunan-kudus; diakses tanggal 24 September 2015, jam 15.05)