Jumat, 23 Agustus 2019

naik bus dan sakit perut

Ini kejadian yang mesti saya buat sebagai bahan pelajaran ke depan. Ini bukan kali pertama saya naik bus. Hanya saja ingin berbagi saja dan semoga manfaat. Ceritanya tadi saya pulang dari Cianjur, naik bus ac menuju Bandung. Sekira Maghrib. Saya naik dari Pasir Hayam.

Saat di bus menuju Bandung, terasa sakit perut. Saya minta turun ke sopir. Tepat di jalan Samolo, Karang Tengah, Cianjur. Kondektur pun mengembalikan 15000 dari 22000 yang saya kasihkan saat naik. Saya langsung menuju toilet warung Maranggi dan warung bakar ikan.

Setelah beres buang air besar, saya nunggu bus lagi. Ketemu lagi bus yang berjenis sama dan naik. Bayarnya 22000. Di dalam bus sudah penuh dan kebagian paling belakang. Saya naik saja karena sudah malam dan saya lihat arah jalan ke Bandung ternyata macet.

Saya duduk bagian belakang. Sangat tidak nyaman. Ada asap rokok. Duh, gak kuat. Kemudian tontonan televisi pun hanya tayangan panggung dangdut. Sangat tak nyaman. Mungkin karena sedang tidak sehat badan saya. Tambah lagi macet. Benar-benar suasana yang tak bisa dinikmati. Meski begitu, sampai juga saya ke Bandung.

Nah, ini pelajaran yang harus diambil dari kejadian ini bahwa jangan berangkat saat tubuh tidak sehat benar. Jika sakit perut maka tunda perjalanan, kecuali kendaraan pribadi. Selanjutnya saat bepergian bawa uang lebih. Untuk jaga-jaga bila ada kondisi darurat. Kemudian ini yang saya lupa: tidak ucap terima kasih kepada orang yang mengiyakan saya memakai toilet. Hanya ucap terima kasih kepada pekerja yang kebetulan lagi bakar ikan. Nuhun pisan. Nah, itu yang bisa saya bagikan. Hatur nuhun. ***