Siang di
perpustakaan. Sambil membaca buku Sejarah Lokal di Indonesia karya
(editorial) Taufik Abdullah, yang terbit pada 1979, guru saya memecah kesunyian
dengan mengucap salam. Lembut dan tenang saat menyapa kemudian terjadilah
obrolan .
Dalam obrolan, guru saya berkata: … “Perlu meneladani Nabi
Yakub as yang dibohongi oleh para putranya yang mengatakan Yusuf wafat. Yakub
sebagai Nabi tentunya mengetahui para putranya berbohong. Namun, Yakub tidak
membukanya karena memberikan kesempatan kepada para putranya untuk sadar dengan
perbuatannya. Yakub bersabar dengan tidak membuka kesalahan mereka. Akhirnya
muncul pula kebenaran meski sekian lama ditutupi dengan aneka bentuk kebohongan.
Kebenaran tidak pernah hilang dan akan muncul pada saat yang tepat.”