Sabtu, 11 Juli 2015

Belajar Islam di UIN Bandung


Saya termasuk orang yang tertarik dengan wacana Islam. Karena itu, sejak dari kuliah saya senang bergabung dengan kawan-kawan yang senang dalam wacana dan kajian Islam. Di Universitas Islam Negeri (UIN) Bandung banyak kawan-kawan yang berpaham liberal, pluralis, dan ada pula yang Syiah (khususnya dari IJABI). Saya juga berkawan dengan orang-orang fundamentalis. 

Di kampus UIN selama semester 1 hingga 4 belajar ilmu-ilmu Islam. Yang termasuk matakuliah dasar umum seperti metodologi studi Islam (belajar ilmu dan metode memahami agama Islam), ilmu kalam, ulumul quran, tafsir quran, ulumul hadis, kajian hadis, ushul fiqih, kajian fiqih, ilmu sosial dasar, ilmu alamiah dasar, pemikiran modern dalam Islam, filsafat ilmu, filsafat Islam, ilmu tasawuf, dan sejarah peradaban Islam.

Jumat, 10 Juli 2015

Muslim Syiah, Anti NKRI

Ini masih tentang Syiah di Indonesia. Baru-baru ini ada kajian di Bandung yang menyatakan Muslim Syiah anti NKRI. Saya tertawa dan geleng-geleng kepala: mengapa kebencian sampai begitu terlihat bodohnya orang yang benci kepada pengikut Mazhab Syiah?

Tentu saja buat saya aneh. Orang yang menyebutkan bahwa Muslim Syiah berpotensi meruntuhkan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah orang yang tidak belajar dari sejarah. 

Sepanjang sejarah Indonesia yang melakukan makar adalah DI TII/NII Kartosuwirjo, Kahar Muzakir, Permesta, PKI, dan sekarang ini yang jelas terlihat Anti NKRI adalah kelompok radikal Islam dan kelompok yang sering teriak khilafah Islamiyyah. Termasuk kaum takfiri yang senang kafirkan Syiah, masuk dalam gerakan Anti NKRI. Karena mereka coba pecahkan Indonesia melalui konflik mazhab dan pensesatan pada orang Islam yang beda mazhab.

Selasa, 07 Juli 2015

Belajar Filologi dari Kasus Manuskrip

Dalam buku Kyai NU dan Imam Marja Syiah Memutilasi Salafi Wahabi, KH Alawi Nurul Alam Al-Bantani menyajikan satu manuskrip debat Imam Jafar Shadiq dengan Syiah Rafidhah. Saya baca dengan santai dan setelah itu saya hanya tersenyum. Saya lihat rujukan internet yang disematkan pada tulisan tersebut berasal dari situs: fimadani.

Sudah mafhum kalau situs fimadani memuat berita atau artikel yang menebar kebencian dan cenderung memprovokasi agar benci umat Islam yang meyakini mazhab Syiah. Kemudian memuat manuskrip yang berkaitan dengan Imam Jafar,  tentu layak untuk dipertanyakan kebenarannya.

Sebelum mengomentari tulisan yang dimuat Pak Alawi dalam bukunya, saya ingin sedikit berbagi tentang filologi karena manuskrip berada dalam ranah bidang studi ini.

Minggu, 05 Juli 2015

Inilah Dia, Sang Pemusar Gelombang

PERKEMBANGAN novel di Indonesia semakin hari terus berubah. Dahulu kita mengenal karya-karya sastra roman dan cerita-cerita yang berlatarbelakang geografis atau kebudayaan sebuah daerah. Kemudian muncul novel-novel bernuansa politik dan sejarah. Kini, mulai menjamur novel yang mengambil inspirasi tokoh-tokoh yang mengubah dunia. Mulai dari novel biografis Nabi Muhammad saw, ilmuwan, ulama, dan tokoh pergerakan politik.

Untuk novel yang disebut terakhir, telah lahir dari tangan M.Irfan Hidayatullah yang berjudul Sang Pemusar Gelombang: Sebuah Novel yang Berpuasar pada Peri Kehidupan Syaikh Hasan Al-Hasan. Meski bukan termasuk baru dari segi tema, tetapi buku ini memiliki kekhasan yang tidak dimiliki novelis lainnya. Secara umum novel ini terdapat dua seting yang berbeda: perjalanan dakwah Rosid dan perjalanan dua aktivis kampus. Meski begitu, sama-sama menampilkan perjalanan hidup Syaikh Hasan Al-Bana.