Kamis, 04 Juni 2015

Memahami Dahulukan Akhlak di Atas Fiqih

Satu bulan kemarin saya membaca buku Dahulukan Akhlak Di Atas Fikih. Buku karya Jalaluddin Rakhmat ini tidak membosankan ketika dibaca. Meskipun membaca secara keseluruhan, buku Dahulukan Akhlak Di Atas Fikih ini tidak menjelimet. Mungkin karena ditulis oleh ahli komunikasi. Juga karena penulisnya piawai menggunakan istilah dan bahasa yang mudah dicerna oleh orang awam. Karena itu, saya selaku orang awam dalam agama mnerasa mudah memahami isi gagasannya.

Melihat dari judulnya saja orang mungkin sudah bisa paham kalau urusan akhlak merupakan hal utama dan tidak menimbulkan perselisihan. Perselisihan timbul ketika setiap orang mempertanyakan dan menguji kembali dasar-dasar sumber yang digunakan dalam penulisan buku atau pemikiran seseorang. Apalagi kalau dikaji berdasarkan filsafat dan metodologi ilmu-ilmu modern maka akan ketahuan “bolong-bolong” atau kekurangannya.

Rabu, 03 Juni 2015

Ayo Belanja “Ilmu” di Pameran Buku Islam Bandung

Alhamdulillah, baru saja saya pulang dari pameran buku Islam di jalan Braga Bandung. Lumayan penuh. Di dalam arena pameran saya melihat bergerombol perempuan yang mengenakan baju hitam dengan jubah tertutup. Bahkan mengenakan cadar sehingga hanya mata yang terlihat. Kalau dikira-kira dari usia tampaknya masih remaja kaum perempuan tersebut.

Dalam hati terbersit ingin tahu wajahnya seperti apa? Secantik apa mereka itu? Pasti tidak mungkin bisa dilihat. Maklum bukan muhrim. Kemudian inginnya tanya: apakah benar model pakaian demikian yang ditentukan syariat Allah dan diajarkan para istri Rasulullah saw? Mengapa mereka mengenakannya? Apakah karena tuntutan orang tua atau memang didasarkan keyakinan? Setumpuk tanya itu yang muncul dibenak. Sayangnya, saya tak berani untuk bertanya kepada mereka.

Selasa, 02 Juni 2015

Memahami Paradigma Dahulukan Akhlak


Dari judulnya: Dahulukan Akhlak di Atas Fikih, buku karya Ustadz Jalaluddin Rakhmat atau Kang Jalal ini terasa menohok pemahaman keagamaan secara umum yang biasanya memahami fiqih lebih utama dalam ajaran Islam. Bahkan, seorang Gurubesar Pemikiran Islam di UIN Bandung menyatakan tidak setuju dengan buku Dahulukan Akhlak Di Atas Fiqih.

Kalau tidak salah dengar, beliau mengatakan, justru fiqih yang akan melahirkan akhlak atau kemuliaan seorang Muslim kalau dijalankan dengan baik. Karena itu, menurutnya, yang perlu didahulukan bukan akhlak tetapi fiqih atau amaliah Islam. Kalau seseorang sudah bagus fiqihnya pasti akan berakhlak.

Senin, 01 Juni 2015

Menjawab Surat dari Pembaca Buku Aliran-aliran Dalam Islam

Seseorang yang pakai akun gmail dengan nama Gunawan mengirim surat kepada saya. Sebelumnya dia meminta kejelasan tentang posisi Sunni dan Syiah. Dalam surat email yang pertama saya cukup menyatakan keduanya Islam dan keduanya punya potensi untuk jalin ukhuwah. Kemudian dia balas bahwa Sunni dan Syiah sangat beda dengan menyaikan argumentasi yang secara esensial berasal dari orang-orang yang benci dengan Syiah. Karena dari kalimat-kalimatnya hanya sekadar perulangan yang tersebar di internet. Hanya fitnah dan kebohongan belaka, khususnya tentang Iran dan mazhab Syiah.

Saya sampaikan bahwa saya kagum pada Iran yang berani menentang Amerika dan Israel ketimbang negeri-negeri Arab yang malah membantu/mendukung Israel atau  Amerika dengan membiarkan warga Muslim Palestina dan Lebanon dikejar-kejar dan diusir dari negerinya.