Senin, 20 Oktober 2014

Cukuplah Allah Penolongku

Dalam buku Qishas al-Abrar karya Murtadha Muthahhari, halaman 10-11, dikisahkan ada sahabat Nabi yang diuji dengan kekurangan ekonomi. Ia tidak dapat memenuhi keperluan istri dan anak-anaknya. Ketika kefakiran dirasa sudah begitu berat, istrinya memintanya untuk menemui Rasulullah Saw meminta bantuannya.

Berjalanlah ia menuju majelis Nabi. Sesampainya di sana, ia mendengar Nabi Saw tengah bersabda: “Man sa`alana a’thainahu, wa man istaghna aghnahullah… Barangsiapa yang meminta kepada kami, akan kami beri. Barangsiapa yang merasa cukup, Allah akan mencukupinya.”

Mendengar ini, sahabat ini urung menyatakan keperluannya. Ia bertekad tidak akan meminta bantuan manusia selama ia sanggup menjalankannya. Katanya: Aku akan tawakal pada Allah, cukuplah Allah penolongku.

Kemudian ia melangkah ke sahara. Ia mengumpulkan tumbuh-tumbuhan kering yang dapat dicarinya, menjualnya ke kota, dan menjadikannya mata pencariannya.

Berjalanlah waktu sekian lama. Hingga akhirnya ia sanggup memenuhi keperluan keluarganya, bahkan memiliki kekayaan berlimpah dan punya pekerja yang banyak. 

Ketika ia kembali bertemu Rasulullah Saw, ia kisahkan ceritanya. Kemudian Nabi tersenyum dan bersabda: “Masih ingatkah kau ucapanku: Man sa`alana a’thainahu, wa man istaghna aghnahullah…Barangsiapa yang meminta pada kami, akan kami beri. Barangsiapa yang merasa cukup, Allah akan mencukupinya.”