Minggu, 14 Februari 2021

Resensi buku Shahih Tarikh Ath-Thabari

Alhamdulillah selesai juga membaca buku Shahih Tarikh Ath-Thabari. Hanya sekedar baca saja tanpa berbagai telaah kritis atas sejumlah informasi yang termuat di dalamnya. Buku terjemahan ini tebalnya 644 halaman. Diterbitkan Pustaka Azzam, Jakarta, tahun 2011. Jilid dua yang saya baca. Buku ini terdiri dari empat jilid. 

Buku Shahih Tarikh Thabari ini ditahkik dari kitab Tarikh Ar-Rasul wal Muluk karya Abu Jafar Muhammad bin Jarir Thabari oleh Muhammad bin Thahir Al-Barzanji. 

Jumat, 12 Februari 2021

Untuk Apa Terus Membaca Buku?

Seorang kawan pernah tanya saya. Di rumah saat social distancing, beraktivitas apa saja?

Saya jawab bahwa saya interaksi dengan keluarga di rumah, makan dan minum, beres-beres rumah, persiapkan bahan pembelajaran online, ibadah dan membaca buku. Dan membaca buku yang bisa banyak habiskan waktu untuk keseharian di rumah. Selain mengerjakan yang terkait dengan perbaikan rumah seperti memperbaiki genting dan bersih-bersih selokan serta lainnya.

Ia tanya lagi: memangnya untuk apa membaca buku? Kan pelajaran sudah dikuasai dalam mengajar. Apakah ada manfaatnya dari sisi finansial? Pertanyaan yang terakhir tidak saya jawab. Karena sudah jelas buku hanya nutrisi otak yang kemudian diberikan lagi melalui proses pendidikan dan pembelajaran.

Kamis, 11 Februari 2021

Berserah Diri

“ASTAGHFIRULLAH al-adzim. Ya Allah, saya banyak melakukan dosa. Saya pernah menipu dan berbohong. Ya Allah, ubah kelakukan buruk saya dengan akhlak yang mulia. Lipat gandakan amal-amal baik mereka yang saya kecewakan dan pernah saya dzalimi ya Allah. Ya Robbi, bimbinglah hamba yang lemah ini,” ujar seorang bapak usia 45 tahunan yang duduk di samping saya seusai shalat Isya berjamaah. Suaranya lirih dan tidak keras. Setengah berbisik.

Selasa, 02 Februari 2021

Tarikh Nabi: Sekilas Masyarakat Arab sebelum Islam

PARA sejarawan menyebutkan nenek moyang penghuni kawasan Arab adalah Nabi Ismail as (putra Nabi Ibrahim as) dan ibunya, Hajar. Kisah Ismail kecil yang menangis sambil kakinya menendang tanah menjadikan air memancar dan menjadi sumber air yang kemudian dikenal dengan zamzam. Air inilah yang kemudian menarik orang-orang untuk menetap dan menjalani kehidupan hingga menjadi sebuah masyarakat Arab yang bersuku-suku dan terbagi dalam daerah-daerah atau kabilah-kabilah.