Terkait dengan kitab Allah, selain yang sudah diketahui seperti Suhuf, Taurat, Zabur, dan Injil. Perlu diketahui kitab suci lainnya. Adakah? Bisa dikaji sebagai awal yaitu agama-agama yang disebutkan dalam Alquran. Misalnya dalam surah Alhajj [22] ayat 17 tercantum orang-orang beriman (agama Islam), Yahudi, Nasrani, Majusi, Shabiin, dan Musyrik (paganisme).
“Sesungguhnya orang-orang beriman, orang-orang Yahudi,
orang-orang Shaabi’iin, orang-orang Nasrani, orang-orang Majusi dan orang-orang
musyrik, Allah akan memberi keputusan di antara mereka pada hari kiamat.” (QS.
Al Hajj: 17)
Yang perlu diketahui yaitu agama Shabiin dan Majusi yang
tergolong Ahlulkitab yang tentu memiliki kitab suci. Shabiin kitab sucinya
disebut Al-Kanzariyah dan Majusi kitab sucinya disebut Avesta. Sedangkan kaum
Musyrik, keyakinan mereka didasarkan pada turun temurun dari nenek moyang.
Mereka tidak memiliki kitab yang tertulis, tetapi mengikuti leluhurnya.
Shabiin
Syaikh Makarim Syirazy dalam Tafsir Amtsal menjelaskan agama Shabiin sebagai ajaran yang berasal
dari Nabi Yahya bin Zakaria as. Pernah berkembang di daerah Harran (Turki) dan
dijuluki penyembah benda langit. Shabiin terbagi dua golongan, yang hanif dan
yang musyrik. Agama Shabiin yang hanif mengambil berbagai ajaran dari agama
lainnya yang baik kemudian disatukan menjadi kitab pedoman beragama.
Menurut Syaikh Hasan Salman dalam artikel yg tercantum di
internet bahwa "Mereka memiliki kitab suci yang disebut الكنزارية (Al
Kanzariyah), yang mereka yakini sebagai suhuf Nabi Adam. Di dalam kitab
tersebut banyak sekali kisah-kisah palsu mengenai pembentukan alam semesta,
juga terdapat doa-doa dan cerita-cerita." (
https://muslim.or.id/20615-siapakah-ash-shabiin-itu.html )
Majusi
Majusi adalah agama yang disebarkan oleh Zarathustra/Zoroasther
di Persia kuno, abad 6 sebelum Masehi. Zarathustra memiliki kemampuan
menyembuhkan orang sakit dan mukjizat. Majusi disebut agama kaum penyembah api
karena saat ibadah menghadap tungku api sebagai representasi Ahura Mazda dan
api simbol kesucian. Ibadahnya di Kuil Api. Kabarnya Salman Alfarisi pernah
menjadi pengikut Majusi kemudian Nasrani dan Islam. Kaum Majusi yakin kepada
Ahura Mazda sebagai Penguasa Kebaikan atau Tuhan yg pencipta dan manusia harus
menghindari dari Ahriman, bisikan jahat yang gelincirkan dari kebenaran.
Kitab Majusi disebut Avesta, terdiri empat bagian: (1) Yasna
yaitu kumpulan doa-doa dan aturan-aturan ibadah dari Zarathustra sebagai
nabinya; (2) Visparat yaitu puji-pujian dan berisi permohonan kepada Tuhan; (3)
Videvdat (Vendidad) yaitu tulisan tentang ritual pemurnian; (4) Khode Avesta
yaitu buku kumpulan doa sehari-hari,
puji-pujian, dan puisi kepahlawanan Zarathustra.
Agama Majusi masih dianut orang-orang kampung di Iran,
India, Amerika, Inggris, dan di negeri Tibet ada kesamaan dengan ajaran Dalai
Lama tentang mayat disimpan pada tempat tinggi dibiarkan agar dimakan burung.
Sisa tulangnya dihancurkan dan dibuang ke laut.
Musyrik
Mereka ini dikenal penyembah berhala (paganisme) dan orang
yang meyakini Tuhan itu banyak serta menjelma pada benda, pohon, binatang, dan
mewujud pada seseorang atau percaya kepada kahin (dukun). Orang-orang Musyrik
masa Rasulullah Saw banyak dan ibadah pun di sekitar Kabah. Meski keyakinannya
dicela/bathil, tetapi ada di antara kaum Musyrik yang berkelakuan baik sehingga
(dalam Qs Alhajj 17) Allah akan memberi keputusan atas kebaikannya. Sebut saja
Hatim Ath-Thay dipuji oleh Nabi dan keputusannya ada pada Allah. Karena
perilaku Hatim baik pada orang-orang, sehingga dinilai oleh Nabi sebagai orang
yang berakhlak. Karena itu, Nabi membebaskan putri Hatim saat ditangkap sebagai
tawanan. Ia dibebaskan oleh Nabi dan orang-orang yang bersamanya pun dibebaskan
hanya karena Hatim Ath-Thay berperilaku baik.
Sejarah mengisahkan banyak orang yang tidak beragama Islam, tapi berbuat baik dan berkontribusi dalam kemanusiaan dan peradaban dunia. Karya mereka bermanfaat dan digunakan oleh umat Islam di seluruh dunia. Sebut saja nama Thomas Alfa Edison, Einstein, atau tokoh penemu bidang teknologi dan bidang kedokteran yang penemuannya bermanfaat buat kita semua. Atau yang peduli dengan orang-orang penyakit lepra, cacat, dan anak-anak misikin serta yang tidak punya tempat tinggal oleh Bunda Theresa diurus, dirawat, diberi makanan dan minuman. Meski Theresa ini beragama non-Islam, tetapi ia tetap peduli pada orang-orang walaupun beragama Islam.
Jadi, dalam urusan kemanusiaan bersifat
lintas iman, lintas agama, dan lintas budaya. Membantu sesama manusia itu
harusnya seperti itu. Jangan sampai karena agamanya beda kemudian tidak
dibantu. Seharusnya begitu, empati harus dilakukan pada oran-orang sekitar
kita. Niat dan amal tidak tertukar. Insya Allah akan dapat beri ganjaran atau
pahala untuk orang-orang yang bersikap empati.
Penemu listrik, penemu radio, dan mungkin nanti penemu anti
virus corona. Semua itu manfaatnya bukan hanya untuk orang yang seagama dengan
orang yang menemukannya, tetapi buat manusia secara global. Karena itu,
penemuan ilmiah yang bermanfaat dalam bidang teknologi atau kedokteran serta
sikap kemanusiaan pasti manfaat buat manusia. Tentu itu masuk kategori
perbuatan baik (amalus shaleh).
Sesuai dengan Alquran surah Albaqarah 62, Almaidah 69, dan
Alhajj 17, bahwa setiap perbuatan baik akan dapat pahala dari Allah. Dan
menurut Sayyid Muhammad Husain Fadhlullah bahwa mereka orang-orang non Muslim
yang penemu dalam bidangnya tersebut akan dapat balasan atas kebaikannya. *** (ahmad
sahidin)