Sebuah berita yang seharusnya bersumberkan pada narasumber yang otoritatif malah mencari orang awam kemudian diambil pernyataannya. Tentu saja yang disampaikan awam beda, bahkan bisa jauh dari kebenaran.
Sangat berharap, menteri komunikasi dan informasi yang sekarang ini memahami kondisi "dunia maya", khususnya dengan banyaknya situs bernuansa agama yang memiliki kecenderungan menghancurkan ajaran dan nilai Islam. Anehnya, mereka itu mengaku Islam. Namun, isinya jauh dari ajaran Islam.
Situs abal-abal, seharusnya mulai ditertibkan untuk "dunia maya" Indonesia. Telusuri identitasnya. Kalau memang tak memiliki kafasitas dalam kelola situs berita dan sekadar tayang saja, segera saja untuk ditutup.
Alhamdulillah, kasus medsos triomacan sudah terungkap dan ditangkap. Hanya saja situs dan tayangan bernuasan porno masih saja tidak ditutup. Di medsos seperti twitter, kerap muncul yang demikian. Belum lagi, ocehan dan hujatan dari orang-orang yang tak suka dengan pemerintahan baru Indonesia.
Sekali lagi, yang penting untuk saat ini adalah menertibkan situs bernuansa kekerasan terhadap paham agama yang minoritas, hujatan politik, penipuan, dan pornografi.
Saya kira yang disebutkan di atas yang layak menjadi perhatian Menteri Komunikasi dan Informatika. *** (ahmad sahidin)